Cerita dietku #2

 Kesehatan merupakan nikmat dari sang maha Pencipta yang kadang beberapa orang tidak sadar bahwa kenikmatan sehat banyak dirindukan oleh mereka yang sedang ditimpa sakit. Salah satu bentuk rasa syukur saya terhadap kesehatan adalah menjaga tubuh agar tetap sehat dengan terus menambah ilmu tentang kesehatan.

Ternyata pentingnya membaca juga dianjurkan dalam bidang kesehatan. Terkait dengan diet juga seperti itu, menurut kak Yulia penulis buku I Hate Diet dikatakan bawasannya kalau mau memulai sesuatu harus tau ilmunya biar yakin menjalankan apa yang kita inginkan. Kak Yulia memberikan pesan Bahwa " Banyak ilmu, rasa yakin bertambah. Kurang ilmu, rasa ragu bertambah." Nah, cara yang saya rasa bisa menambah ilmu salah satunya dengan membaca. Ternyata dunia menulis dan membaca sangat erat dengan segala sisi kehidupan kita. 

Hari ketiga menjalani program diet ini saya rasa belum ada perubahan signifikan kecuali pola makan saya. Saya sempat tertampar oleh isi buku yang ditulis kak Yulia. Karena menurutnya diet tidak hanya masalah mengubah pola makan saja, namu pola hidup kita. Masih menurutnya diet tidak berhenti ketika sudah sampai body goals yang diinginkan. Tapi hendaknya terus kita jalankan. 

Niat dan Konsisten adalah kunci dari sebuah keberhasilan. Untuk saat ini niat sudah tertanam kuat dalam benak saya, semoga bisa menjalankan tidak hanya sehari, dua hari saja. Kalaupun memang itu baik untuk kesehatan saya insyaallah akan saya lakukan seterusnya. Buku I Hate Diet sekarang jadi cemilan saya untuk memperdalam ilmu tentang per-diet-an dan mungkin teman-teman punya referensi buku lain untuk menjadi bahan bacaan saya selanjutnya?

Cerita dietku #1

Salah satu kelebihan yang saya miliki adalah kelebihan berat badan. Sebenarnya saya hari ini belum menemukan sesuatu yang akan saya tulis. Namun, setelah membuka facebook salah satu kawan yang menceritakan bahwa hari ini beliau sempat di bully sesama kaum emak-emak perihal kelebihan berat badan. Hal ini menjadikan saya tertarik untuk sedikit bercerita jalan terjal menurunkan berat badan yang selama ini gagal, gagal dan gagal.

Kegagalan yang saya alami salah satunya adalah tidak istikomah dalam menjalankan komitmen diet. Mudah tergiur melihat gorengan, cemilan, kerupuk dan berbagai keripik apalagi mie instan hemmm rasanya enak sekali. Terkadang heran melihat teman yang sama sekali tidak ngemil ketika kami saling mengobrol padahal di depan kami tersedia berbagai cemilan. Dalam hati saya "kom bisa ya nggak tergoda? Atau memang sudah hilang rasa terhadap makanan?".

Hari ini saya berniat dan bertekat untuk sedikit memperbaiki pola makan saya. Pagi saya mulai dengan segelas air putih dan tak lupa sarapan pagi. Kali ini sarapan dengan satu pisang raja dan 3 potong ubi kukus, tak lupa se gelas air putih. Sebelumnya saya memang kurang minum air putih, maka dari itu saya mulai membiasakan minum air putih, targetnya 2 liter untuk hari ini. Menuju siang saya hanya makan 4 potong ubi sisa sarapan tadi, baru sore kisaran pukul 4 saya baru makan nasi+lauk seperti biasa namun dengan porsi yang lebih mini. 

Sampai sekarang saya menulis tulisan ini hasrat ngemil sudah padam, karena kalau pengen ngemil saya ganti dengan minum air putih. Memang sampai berkali-kali ke kamar kecil, karena mungkin ini masih tahap penyesuaian tubuh terhadap asupan yang masuk dalam tubuh. 

Diet saya bukan semata-mata ingin kurus saja. Namun, lebih pada menjaga kesehatan. Karena saya beberapa kali merasakan pegal-pegal pada kaki. Sempat saya tanyakan kepada salah satu kawan yang sesama memiliki kelebihan berat badan, beliau juga merasakan hal sama. Asumsi saya rasa sakit ini mungkin karena terlalu lelahnya kaki menopang  badan yang terlalu berat. Semoga saya bisa konsisten menjalaninya dan bisa kembali beraktifitas tanpa merasakan sakit di kaki. 

Cepokak kesekuaanku

 Kalau kemarin saya sedikit bercerita bahwa salah satu sayuran favorit buah hatiku adalah kembang kates. Ibuknya tidak jauh dari itu yaitu cepokak. Dari segi rasa cepokak juga sedikit mempunyai rasa pahit. Namun, tidak sepahit kembang kates. 

Singkat cerita cepokak merupakan makanan favorit saya dari kecil. Sayuran ini sangatlah mudah kita dapatkan, karena biasanya tanpa kita menanamnya terkadang sudah tumbuh dengan sendirinya di halaman rumah. Di halaman rumah saya ada lebih dari 5 pohon cepokak. Jika semuanya tumbuh dan berbuah secara bersamaan tentunya akan panen raya. 

Rasa cepokak yang cenderung pahit itu yang membuat saya suka. Keluarga saya kalau memasak harus dipukul-pukul dulu atau bahasa jawanya (plitesi) biar sedikit biji dari cepokak hilang. Ada pula yang memasaknya utuh bulat dengan lebih dahulu digoreng baru dimasak, terkadang beberapa orang juga membelahnya menjadi dua. Apapun cara memasaknya bagi saya rasanya tetap enak.

Mungkin karena sudah terlatih dari kecil. Sebenarnya lebih karena hemat, karena seperti yang sudah saya tulis di atas bahwa sayuran ini sangat melimpah di lingkungan saya. Saya sangat suka jika memasaknya ditambah dengan ikan asin dan dengan nasi tiwul jangan lupa kulupannya. Ehm nikmatnya luar biasa. 

Kembang Kates dan Anakku

 Kembang kates, siapa yang tidak mengenalnya. Salah satu sayuran yang mempunyai rasa pahit. Beberapa orang ada yang menghidari memakan makanan ini karena tidak tahan dengan rasanya. Namun, ada pula yang sangat menyukainya justru karena rasa pahitnya. Nah, anakku termasuk mengikuti pendapat yang kedua ini.

Memang sejak kecil sudah saya latih untuk makan berbagai sayuran. Usia enam bulan saya setiap hari bahkan membuatkannya MPASI dengan campuran berbagai sayuran, mulai bayam, wortel, sawi dan berbagai sayuran lainnya. Mungkin jika sekarang ini anakkut terbiasa dengan sayuran bahkan kembang kates ya ada hubungannya dengan kebiasaan sejak kecilnya.

Olahan kembang kates memang biasanya pahit, namun saya memiliki trik (berguru dari google) yaitu menambahkan sedikit asam jawa saat merebus kembang katesnya. Sebenarnya masih terasa pahit tapi untuk saya yang suka rasa pahit sudah sedikit berkurang rasanya.